tuliskan hadis yang menjelaskan tentang mempelajari ilmu dan mengamalkannya

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hadis atau Sunnah adalah sumber ajaran Islam yang kedua setelah Alqur’an. D EPISTEMOLOGI BAYANI, BURHANI DAN IRFANI BURHANI DAN IRFANI. Abdul Gaffar, M.Th.I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi yang hingga saat ini m Tujuan Pendidikan Dalam Perspektif Modul1. Pengertian Filsafat, Objek, dan Kedudukannya dalam Berbagai Ilmu Pengetahuan Prof. Dr. Ismaun, M.Pd. PEN D A HU L UA N. D. alam Modul 1 ini, kita akan membahas materi mengenai pengertian filsafat, batasan filsafat, objek material filsafat, objek formal filsafat, dan pemikiran para filsuf. Pembahasan selanjutnya akan difokuskan pada Hadisadalah sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Fungsi hadis itu sendiri ialah sebagai penjelas apa yang ada dalam al-Qur’an. Jadi, kedudukan Hadis dalam bidang studi keislaman ialah menjelaskan secara terperinci apa yang ada di dalam al-Qur’an. Merupakan fungsi hadis lainnya ialah sebaga bukti atas ke-Rasulan Nabi Muhammad SAW .Pada makalah Pertama ilmu yang menjadikan sahnya ibadah kepada Allah adalah ilmu fiqih yang membahas tentang bagaimana semestinya seorang Muslim beribadah kepada Allah.Sebagai contoh, setiap Muslim wajib mempelajari ilmu tentang bagaimana caranya shalat yang benar dan baik. Juga ia wajib mempelajari berbagai ilmu yang berkaitan dengan keabsahan shalat, Berkatlimpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan dan Mengamalkannya“. Memang benar hadis Nabi yang menjelaskan tentang tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Hendaknya orang yang belajar ilmu agama itu selalu berfikir bahwa perintah ini bukan hanya sekedar Kiss Me Love Site De Rencontre. Jakarta - Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi muslim laki-laki mau pun perempuan. Demikian disarikan dari hadits tentang menuntut ilmu yang diriwayatkan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha'if Sunan Ibnu Majah no. اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim."Dalam hadits tentang menuntut ilmu lainnya, Rasulullah SAW bersabda,تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ رَواهُ الطَّبْرَانِيْArtinya, "Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." HR TabraniIlmu agama menjadi prioritas untuk dipelajari. Namun bukan berarti lmu-ilmu lain diabaikan. Sebab dengan ilmulah, manusia dapat ikut serta membangun kemajuan zaman, mengungkap kebenaran, dan memahami rahasia-rahasia yang Allah saja hadits tentang menuntut ilmu yang menjelaskan keutamaan belajar? Apa Dalil Al-Qur’an & Hadits tentang Kewajiban Menuntut Ilmu? Kewajiban menuntut ilmu telah diterangkan dalam Al-Quran dan Hadits. Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan belajar manusia bisa meningkatkan kemampuan dirinya. Dengan belajar, manusia juga dapat mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak ia ketahui. Selanjutnya, kita khususnya sebagai umat muslim haruslah lebih memperhatikan lagi dalam hal belajar, karena di dalam agama Islam sudah dijelaskan keutamaan bagi para penuntut ilmu. Allah menerangkan anjuran untuk menuntut ilmu di dalam Al-Quran Al-Maidah ayat 11 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ Artinya “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu. Isyarat ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan hartanya apalagi nasabnya. Baca Juga Bacaan Doa Qunut Subuh Sendiri dan Berjamaah, Lengkap Arab + Latin Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan mempelajari ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ Artinya “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” HR. Muslim, no. 2699 Dari kedua dalil di atas menerangkan bahwa umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu, karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa barang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan Rasulullah juga menjelaskan bahwa dengan belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga. Di dalam kata-kata mutiara orang Arab juga menjelaskan tentang belajar أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ Artinya “Tuntutlah ilmu dari buaian bayi hingga liang lahat.” Bahwa kewajiban menuntut ilmu itu sepanjang hidup kita dimulai dari kita dilahirkan sampai akhir hayat kita. Kewajiban ini akan terus ada dan tidak akan terlepas hingga akhir hayat kita. Semoga kita dapat menjadi muslim yang dimuliakan Allah dengan ilmu kita. Amiin. Dinulcahya / Ed. M. Taufiq Affandi Sumber Post Views 1,183 Assalaamu'alaikum warahmatullaahi minta tolong tuliskan hadis yang menjelaskan tentang mempelajari ilmu dan mengamalkannya. Saya sedang mencari hadits tersebut. Terima kasih warahmatullaahi pun senang dengan adanya pertanyaan ini. Bertanya akan membuat bertambah akan ilmu. Keingintahuan mengenai ilmu agama Islam menjadi sebuah modal besar agar kita bisa menjadi seorang yang sukses di dunia dan akhirat. Bahagia didapatkan dengan punya ilmu yang cukup dan bermanfaat. Mengenai hadis yang menjelaskan tentang mempelajari ilmu dan mengamalkannya bisa kita simak berikut تَزُولَ قَدَمَا عَبْدِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ، عَنْ أَرْبَعِ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ بِهِ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ أَخَذَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُArti atau terjemahan dalam bahasa Indonesia dari hadits tersebut yakniTidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan. Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja. Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak. Hartanya, dari mana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya. Hadits tersebut diriwayatkan oleh At-Tirmidzy. Dalam hadits tersebut, dijelaskan bahwasannya seseorang akan ditanyai mengenai empat hal di hari kiamat nanti. 1. Terkait mengenai umurnya. 2. Terkait waktu Terkait Terkait 4 pertanyaan yang akan ditanyakan nanti. Bagaimana kita menghabiskan usia kita selama hidup di dunia? Apakah dihabiskan untuk berbuat taat ataukah berbuat durhaka? Ini menjadi pertanyaan yang pertama. Kemudian mengenai masa muda. Tiap diri akan ditanyakan, untuk apa masa mudanya dihabiskan. Lantas mengenai ilmunya. Ditanya pula mengenai ilmu yang dipelajarinya itu. Telah diamalkan ataukah belum. Sedangkan yang terakhir ditanya mengenai hartanya. Berkaitan dengan harta ini akan ditanya tentang sumber hartanya dan juga mengenai cara atau pembelajaan dari harta mengenai agama Islam memang mesti kita lakukan. Sebagai seorang muslim mesti harus meluangkan waktu untuk belajar agama. Cara untuk bisa mengetahui ajaran agama Islam yakni dengan menuntut ilmu. Maka tiap muslim punya kewajiban untuk menuntut ilmu. Baik itu seorang muslim laki-laki maupun wanita. Meskipun usia seseorang sudah beranjak tua, tetap saja ia diperintahkan untuk untuk mempelajari ilmu agama. Jadi, kewajiban ini tidak hanya dibebankan kepada para pelajar, santri, atau pun mahasiswa. Walaupun, bagi tiap orang memang Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan memberi beban di luar kemampuan masing-masing. Seorang yang sudah tua tentu kemampuan menyerap ilmunya akan kalah dibanding dengan anak-anak muda pada umumnya. Tapi mengkaji ilmu tetaplah dilakukan. Sebab semua orang membutuhkan ilmu tentang agama ini. Supaya hidup mereka bisa berbahagia dan selamat sampai di akhirat. Demikian penjelasan kami semoga bermanfaat. Wallahu a'lam. Kumpulan hadist menuntut ilmu - Kali ini akan dibahas tentang dalil hadits tentang menuntut ilmu lengkap lafadz Arab dan artinya. Seperti yang kita ketahui, banyak hadits hadist Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang keutamaan dan kewajiban menuntut ilmu. Hal ini menjelaskan bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Hukum menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim, yang berlaku untuk ilmu agama mencakup ilmu fiqih seperti tata cara shalat, tata cara wudhu, dan lain sebagainya. Tanpa ilmu agama, maka dikhawatirkan seorang muslim melakukan keasalahan dalam ibadahnya sehingga amal ibadahnya tidak diterima oleh Allah SWT. Ilmu agama tentu sangat berguna dalam menimbang segala sesuatu yang kita alami selama hidup di dunia yang singkat ini. Seseorang yang berpegang kepada Al-Qur'an dan Assunnah maka dia akan menjalani segala aktifitasnya berdasarkan dasar dasar islam, sehingga hidupnya akan berkah dan senantiasa mendapat limpahan rahmat dan pahala dari Allah SWT. Dengan ilmu, kita bisa mengetahui mana yang halal dan mana yang haram, dengan ilmu kita bisa mengerjakan shalat dengan benar, menjalankan puasa dengan benar serta mampu menyikapi berbagai macam persoalan hidup sesuai syariat islam yang benar. Untuk itulah wajib bagi kita untuk senantiasa menuntut ilmu sejak dini. Karena seperti yang kita ketahui ditengah perkembangan zaman yang semakin jahiliyah seperti saat ini, ilmu agama sangat penting untuk menimbang segala sesuatu yang muncul dihadapan kita. mereka yang tidak berilmu malah akan berlaku sebaliknya, yaitu menyelesaikan berbagai macam persoalan dengan hawa nafsunya. Pentingnya belajar dan menuntut ilmu sudah sangat jelas diterangkan dalam berbagai dalil menuntut ilmu, baik pada ayat suci Al Quran maupun pada hadist Nabi Muhammad SAW. Allah SWT sendiri telah berfirman dalam Al-Quran surat Al Mujadalah sebagai اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ Artinya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat al-Mujadalah 11 Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT ridho dan senang dengan mereka yang berjihad dalam menuntut ilmu sehingga Allah SWT akan mengangkat derajatnya. Sehingga sudah jelaslah bahwa seorang muslim yang ikhlas dalam menuntut ilmu akan mendapatkan manfaat dan keutamaan yang besar. Ia akan senantiasa hidup dengan cara-cara yang islami dan sesuai dengan syariat Nabi Muhammad SAW. Selain ayat tersebut, masih banyak sekali dalil hadits menuntut ilmu dimana di dalamnya dijelaskan berbagai persoalan mengenai apa saja keutamaan menuntut ilmu, kewajiban menuntut ilmu dalam islam bahwa menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim, keutamaan mencari ilmu, dan lain sebagainya. Nah, kali ini akan dibagikan info mengenai kumpulan dalil dari mahfudzot dan hadist-hadist Nabi Muhammad SAW yang membahas tentang fadhilah, keutamaan, dan kewajiban seorang muslim dalam menuntut ilmu. Berikut kumpulan hadits tentang menuntut ilmu dalam bahasa Arab dan latin disertai dengan arti dan terjemahan bahasa Indonesianya. baca juga doa menuntut ilmu yang bermanfaat Hadist Menuntut Ilmu اطْلُبُوْا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْد “Carilah ilmu sejak bayi hingga ke liang kubur.” مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ, وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ "Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin selamat dan berbahagia di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula". HR. Bukhari dan Muslim مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. HR. Turmudzi مٍطَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam” Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik مَْن سَلَكَ طَرِْيقًا َيلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا ِإلىَ اْلجَنَّةِ رواه مسلم Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga HR Muslim مُجَالَسَةُ الْعُلَمَاءِ عِبَادَةٌ . الديلمى “Duduk bersama para Ulama adalah ibadah.” HR. Al-Dailami إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوْا ، قَالُوْا يَارَسُوْلَ اللَّهِ ، وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ ؟ قَالَ مَجَالِسُ الْعِلْمِ . الطبرانى “Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya,”Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi SAW menjawab,”majelis-majelis ta’lim/ilmu.” HR. Al-Thabrani نَّ مِنْ إِجْلاَلِ اللَّهِ ، إِكْرِامَ الْعِلْمِ وَ الْعُلَمَاءِ ، وَذِى الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ ، وَإِكْرَامَ حَمَلَةَ الْقُرْاَنِ وَ أَهْلِهِ ، وَ إِكْرَامَ السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ . ابوداود والطوسى “Termasuk mengagungkan Allah ialah mengormati memuliakan ilmu, para ulama, orang tua yang muslim dan para pengemban Al-Qur’an dan ahlinya, serta penguasa yang adil Abu Dawud, dan al-Thusiy مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan, niscana akan difahamkan tentang urusan agamanya.” مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ، وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ “Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan tunjukkan baginya salah satu jalan dari jalan-jalan menuju ke surga. Sesungguhnya malaikat meletakan syap-sayap mereka sebagai bentuk keridhaan terhadap penuntut semua yang ada di langit dan di bumi meminta ampun untuk seorang yang berilmu sampai ikan yang ada di air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan purnama terhadap semua bintang. Dan sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya mereka tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil bagian ilmu maka sungguh dia telah mengambil bagian yang berharga.” عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رضي الله عنه قَالَ قَالَ النَِّبيُ صلى الله عليه وسلم لاَحَسَدَ إِلاَ فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ أَتَاهُ اللهُ مَا لاً فَسُِّلطَ عَلىَ هَلَكِتهِ فيِ الَحقّ ِ, وَ رَجُلٌ أَتَاهُ اللهُ الْحِكْمةَ فَهُوَ يَقْضِى ِبهَا وَيُعَلِمُهَا رواه البجاري Dari Abdullah bin Mas’ud Nabi Muhamad pernah bersabda ”Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah al-Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain HR Bukhari إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ “Apabila manusia telah meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga amalan shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan dia.” [HR. Muslim] خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ “Orang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ عَالِمٌ لَمْ يَنْفَعْهُ اللَّهُ بِعِلْمِهِ . البيهقي “Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat.” al-Baihaqy تَنَاصَحُوْا فِى الْعِلْمِ ، وَلاَ يَكْتُمْ بَعْضُكُمْ بَعْضُا ، فَإِنَّ خِيَانَةً فِى الْعِلْمِ أَشَدُّ مِنْخِيَانَةٍ فِى الْمَالِ . ابو نعيم “Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya dari pada berkhianat dalam harta.” Abu Nu’ai Nah itu tadi sedikit yang bisa kami bagikan mengenai hadits Nabi tentang menuntut ilmu. Sebegitu pentingnya ilmu agama sehingga syariat islam mewajibkan setiap muslim untuk senantiasa belajar dan mencari ilmu sebanyak banyaknya agar hidupnya senantiasa diridhoi oleh Allah SWT. Bahkan telah kita ketahui juga bahwa Rasulullah SAW setiap hari setelah selesai shalat subuh berdo’a kepada Allah yang mana dalam doanya beliau senantiasa berharap agar diberi ilmu yang bermanfaat. Berikut merupakan doa agar diberi ilmu yang bermanfaat. Doa Agar Diberi Ilmu yang Bermanfaat اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا “Ya Allah sesungguhnya saya minta kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rizqi yang baik dan amalan yang diterima.” Semoga kumpulan hadist menuntut ilmu di atas bisa bermanfaat dan menambah wawasan serta membuat kita semangat dalam menuntut ilmu, sehingga bagi kita yang sedang menempuh berbagai macam jenjang pendidikan apapun, tetap tidak lupa dalam mempelajari ilmu agama karena seperti yang kita ketahui sesuai hadist Nabi diatas bahwa menuntut ilmu agama hukumnya wajib jika kita beragama islam. Wallahu a'lam bishawab. Meluruskan pemahaman keliru terhadap maksud dari hadits belajar Al-Qur’an “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”Bismillah wal hamdulillah wash shalatu was salamu ala Rasulillah,amma ba’du Pemahaman yang salah!Akibat dari meyakini pemahaman yang salah tersebutTujuan Al-Qur’an diturunkanMakna yang benar dari hadits belajar Al-Qur’anKesimpulanCatatan Penting!Pemahaman yang salah!Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda خيركم من تعلم القرآن وعلمه“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. HR. Bukhori.Di antara pemahaman yang salah dalam memahami hadis di atas adalah membatasi golongan manusia yang layak disebut sebagai orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya hanyalah sebatas orang yang mempelajari dan mengajarkan huruf dan lafadz Al-Qur’an, Tajwid dan ilmu Qiro`ahnya semata! Ini adalah sebuah keyakinan yang salah!Akibat dari meyakini pemahaman yang salah tersebutKetika seseorang meyakini keyakinan yang salah ini, maka sangat memungkinkan ia akan merasa cukup bila sudah menguasai ilmu Tajwid dan Qiro`ah atau sudah hafal Al-Qur’an, maka bisa jadi ia akan berhenti ataupun malas dari melanjutkan mempelajari tafsir Al-Qur’an, memahami makna dan penjelasan kandungannya, baik berupa aqidah yang shohihah, ibadah, akhlak karimah serta hukum-hukum Syari’ ia merasa sudah mengamalkan hadits belajar Al-Qur’an ini, guna meraih derajat yang terbaik!Tujuan Al-Qur’an diturunkanSyaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin rahimahullah telah menjelaskan فالقرآن الكريم نزل لأمور ثلاثة التعبد بتلاوته، وفهم معانيه والعمل به“Al-Qur’an itu diturunkan untuk tiga tujuan beribadah dengan membacanya, memahami makna dan mengamalkannya”Lihatlah, di sini Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah menunjukkan tiga perkara yang menjadi tujuan diturunkannya Al-Qur’an, tentunya ketiga perkara ini sama-sama pentingnya, sama-sama baiknya, sama-sama menjadi tujuan diturunkannya Al-Qur’an! Pertama dari tujuan tersebut adalah beribadah kepada Allah dengan membacanya, tentunya membacanya dengan tajwid dan ilmu Qiro`ah,Kedua, memahami makna atau tafsirnya,Ketiga, -misalnya- ketika seseorang baru meraih salah satu dari tiga perkara itu dengan baik, berarti baru meraih sepertiga dari tujuan diturunkannya Al-Qur’an! Janganlah berhenti sampai di situ saja, teruskan meraih dua perkara yang yang benar dari hadits belajar Al-Qur’anImam Ibnul Qoyyim rahimahullahu setelah membawakan hadits di atas, lalu menjelaskan maknanyaوتعلم القرآن وتعليمه يتناول تعلم حروفه وتعليمها , وتعلم معانيه وتعليمهاMempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya mencakupMempelajari dan mengajarkan huruf-hurufnyaMempelajari dan mengajarkan makna-maknanyaوهو أشرف قسمي تعلمه وتعليمه , فإن المعنى هو المقصود , واللفظ وسيلة إليه ,Yang terakhir inilah yaitu pent. merupakan jenis mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya yang paling mulia, karena makna Al-Qur’an itulah yang menjadi tujuan yang dimaksud, sedangkan lafadz Al-Qur’an adalah sarana untuk mencapai maknanya. فتعلم المعنى وتعليمه تعلم الغاية وتعليمها Maka mempelajari dan mengajarkan makna-maknanya hakekatnya adalah mempelajari dan mengajarkan اللفظ المجرد وتعليمه تعلم الوسائل وتعليمهاsedangkan mempelajari dan mengajarkan lafadz semata hakekatnya adalah mempelajari dan mengajarkan sarana وبينهما كما بين الغايات والوسائل “Dan perbandingan diantara keduanya seperti perbandingan antara tujuan dan Al-Qur’an dan mengajarkannya mencakup dua macam sekaligus, yaitu Lafadz dan maknanya. Berarti kedua-duanya sama-sama keduanya, seperti perbandingan antara tujuan dan sarana. Berarti, jenis yang satu lebih mulia dari yang makna-maknanya dan mengajarkan makna-maknanya tafsirnya lebih mulia dari mempelajari huruf-hurufnya dan mengajarkan huruf-hurufnya saja tajwidnya semata.Oleh karena itu, pantaslah jika dua orang yang masyhur disebut sebagai pakar Tafsir di kalangan Sahabat, yaitu Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dan selain keduanya, berpandangan bahwa orang yang membaca Al-Qur’an dengan tartil dan mentadabburi merenungi maknanya -walaupun sedikit jumlah Ayat Al-Qur’an yang dibacanya- lebih utama daripada orang yang cepat dalam membaca Al-Qur’an, sehingga banyak jumlah Ayat Al-Qur’an yang dibacanya, namun tanpa mentadabburi zaman Al-Fudhail rahimahullah pun sudah dijumpai adanya orang yang di dalam mengamalkan Al-Qur’an lebih kepada “sebatas membacanya semata”, padahal sesungguhnya mengamalkan Al-Qur’an lebih luas daripada sekedar membacanya saja, karena dalam Al-Qur’an terdapat aqidah, ibadah, mu’amalah dan hukum-hukum Islam yang tertuntut untuk kita amalkan. Berkata Al-Fudhail rahimahullah menuturkan fenomena yang beliau lihat di masanya إنما نزل القرآن ليعمل به ، فاتخذ الناس قراءته عملا“Sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan untuk diamalkan, namun ternyata ada saja orang yang menjadikan sebatas membacanya sebagai sebuah bentuk pengamalannya”,Syaikh Abdur Razzaq Al-Badr hafizhahullah setelah membawakan perkataan Al-Fudhail di atas, bertutur فأهل القرآن هم العالمون به والعاملون بما فيه، لا بمجرد إقامة الحروف“Ahlul Qur’an, mereka adalah orang-orang yang mengetahui maknanya dan mengamalkan isinya, bukan hanya sekedar melafadzkan huruf-hurufnya dengan benar.”Catatan Penting!Tulisan ini bukanlah dimaksudkan untuk menyudutkan para penghafal Al-Qur’an atau para Qurra` Ahli Qiro`ah, tanpa diragukan lagi keduanya adalah dua kelompok manusia yang menduduki derajat yang tinggi dalam Islam, namun yang kami maksudkan disini adalah mendudukkan sesuatu pada tempatnya, semua ajaran Islam adalah penting, namun tingkat kepentingannya bertingkat-tingkat! Maka di dalam Islam ada skala prioritas suatu amal makna ayat-ayat Al-Qur’an yang terdapat dalam kitab-kitab Tafsir, Tauhid, Fikih, dan selainnya serta mengajarkannya, tanpa diragukan lagi, ini termasuk salah satu bagian yang termulia dari kelompok orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an yang dimaksud dalam hadits di atas, karena hakikatnya, kitab-kitab tentang Tauhid adalah kitab yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang Tauhid. Kitab-kitab tentang Fikih, hakikatnya adalah kitab-kitab yang mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang Fikih, dan demikian demikian, siapakah sebaik-baik orang diantara kalian? Jawabannya Orang yang mengumpulkan kedua macam aktivitas mempelajari Al-Qur’an dan Allah menjadikan kita termasuk kedalam barisan orang-orang yang terbaik di masyarakat kita, a’ juga Tafsir Ayat Kursi—Penulis Muhammad Nur Ichwan MuslimArtikel

tuliskan hadis yang menjelaskan tentang mempelajari ilmu dan mengamalkannya